PERJUANGAN PANJANG YANG TERBAYARKAN

13 March 2024



Intro

Apakah kalian pernah berjuang? Pasti pernah bahkan sering bukan? Ya, hidup itu memang penuh perjuangan apalagi jika memiliki mimpi atau harapan. Pastinya kita akan memperjuangannya sampai titik darah penghabisan [esktrem sekali ya bahasanya. Hehe…]

Contoh perjuangan itu apa saja sih, kawan? Perjuangan mencari cuan, perjuangan untuk mendapatkan si doi #Eaa, perjuangan dalam ajang kompetisi, dan masih banyak lagi.

Ngobrolin kompetisi nih, apa sih kompetisi itu? Kompetisi adalah kegiatan yang tidak bisa dihindari bagi orang yang memiliki jiwa kompetitif tinggi. Ya, tentu saja. Sudah jelas. Mereka pasti selalu mencari media-media untuk mengembangkan kreativitasnya, menyalurkan hobinya, atau bahkan yang niat awalnya “ingin mendapatkan uang dan penghargaan”. It’s okay. Selagi tujuannya baik, tidak masalah kawan. Namun, alangkah baiknya, semua niatkan lillahi taala ya kawan.

Nah, di sini saya hendak berbagi kepada kalian mengenai “persiapan panjang yang terbayarkan” dari salah satu adik binaan saya dari YES Institute Indonesia yakni Dek Ahmad Zubair Al Mahdi, kelas XII berasal MAN 1 Gresik. Panggilannya Dek Ahzam. Dek Ahzam ini anaknya humble, semangat sekali jika sudah menyangkut kompetisi, suka ngelucu juga, bahkan saya merasa terhibur jika sudah bimbingan dengan Dek Ahzam ini. Haha…Oke. Kembali ke laptop.

 

Proses Panjang dalam Kompetisi CAPSULE

Kala itu pada tanggal 06 November 2021 Dek Ahzam mengabarkan ingin ikut kompetisi kefarmasian yang bernama CAPSULE (Competition As Pharmacist of Ulul Albab University) cabang NASCOM (National Essay Competition) yang diadakan oleh UIN Maulana Malik Ibrahim Malang setelah mengikuti ajang kompetisi KoPSI (Kompetisi Penelitian Siswa Indonesia) 2021 dan MYRES (Madrasah Young Researcher Super Camp) 2021.

Saya langsung menyetujuinya dan kala itu sebenarnya Dek Ahzam ada partner bernama Dek Fadiah Arika Naifiliyah [Dek Fadiah]. Namun, kali ini dia sendiri. Sejujurnya banyak sekali perjuangan kita di dalamnya, mulai  brainstorming ide sampai pengumuman juara.

Apa saja perjuangannya?

1.    Brainstorming Ide

Ini adalah proses sulit di awal sebelum terlahirnya karya luar biasa. Karena harus mempertimbangkan banyak hal. Mulai dari keefektifan penelitiannya bagaimana?, sasarannya sudah benar atau tidak?, sudah ada hal uniknya atau inovasinya?, menarik atau tidak jika diaplikasikan?, dll. Banyak sekali pertimbangan di dalamnya. Sehingga, kala itu Dek Ahzam terpikirkan ide yakni PROVID-AR (Protection from Covid) Berbasis Augmented Reality sebagai Media Edukasi dalam Penerapan Protokol Kesehatan pada Remaja[butuh proses panjang sebelum menjadi judul terakhir ini. H-3 pengumpulan naskah]. Waktu memikirkan ide pun sampai H-8 pengumpulan naskah prosesnya. Sungguh lama.

2.    Penyusunan Naskah Esai

Setelah menemukan ide yang fix kita lanjutkan untuk penyusunan esai. Di sinilah kesulitan kedua yang kita alami, karena masih ada beberapa parts yang masih belum paham terutama di bagian pembuatan aplikasi. Hingga kala itu saya dibantu Mas Agung Firdamansyah selaku founder YES Institute Indonesia bagian pembuatan aplikasinya, metode waterfall.

3.    Review Naskah Esai

Sebelum naskah jadi pun [dalam bentuk draft], kita [saya dan Mas Agung] selalu me-review naskahnya Dek Ahzam, hingga benar-benar naskah esai yang satu rangkaian atau utuh. Hingga saat itu, saya juga meminta bantuan review naskah lagi kepada Mas Roni Suprayitno selaku relasi online saya yang dipertemukan lewat Kuliah Indonesia. Nah, ini nih serunya dimulai lagi. Ketika saya memberikan naskahnya kepada Mas Roni, dikoreksi habis-habisan dong, detail banget review-nya. Mulai dari kelengkapan data, referensi, dan korelasi antara paragraf satu dengan yang lainnya, dan masih banyak lagi. Hingga saat itu, ada sekitar 3 meeting virtual untuk membahas hal ini. Termasuk ketika menyimulasi presentasi Dek Ahzam ke finalnya. Kala itu di daerah Dek Ahzam hujan dueras, ditambah signal Mas Roni bermasalah, namun, beliau sudah menyiapkan payung sebelum hujan. Pertama kita memakai zoom meeting, terganggu. Lalu, memakai video call, tergannggu juga. Kemudian ganti ke voice call WA, masih terganggu juga. Akhirnya beliau rela-rela telfon seluler untuk menelfon kami. Jalan terakhir, tuturnya.

4.    Pengumpulan Naskah Esai dan Berkas-Berkas Pendukung

Kala itu di meeting terakhir adalah waktu terakhir juga dalam pengumpulan naskah esai [23 November 2021] dan waktu itu dimulai sekitar pukul 20.00 WIB padahal batas akhirnya sampai pukul 23.59 WIB posisi masih banyak review dari beliau. Panik gak? Ya paniklah. Haha… Belum lagi Dek Ahzam kala itu juga belum desain kartu QR-Code juga. Tambah parah gak tuh?

Alhamdulillahnya waktu itu H-1 jam masih ada waktu untuk mendesain kartu di PPT dan dimasukkan ke dalam naskah esai yang sudah final. Dan kala itu hampir saja Dek Ahzam lupa menyantumkan KTP (Kartu Tanda Pelajarnya) serta H-11 menit baru mengumpulkan dan konfirmasi ke panitainya dong. MasyaAllah sekali.

5.    Pengumuman Finalis

Waktu pengumuman finalis pun tiba [06 Desember 2021]. Awalnya Dek Ahzam seperti nge-prank gitu, masang emotikon kayak minta maaf. Eh, alhamdulillahnya dia masuk finalis yang teridiri 5 peserta [tingkat siswa] dan dia satu-satunya anak dari MAN. Keren sih itu. Persaingannya pun ketat menurut saya.

6.    Eksekusi Aplikasi dan Simulasi Final

Tambah panik nih karena kala itu waktu kita singkat untuk mempersiapkan semuanya. Mulai dari desain kartu QR-Code di PPT, prepare narasi presentasi, pembuatan aplikasi, membuat rekaman untuk video AR (Augmented Reality) dll. Belum lagi ditambah kepercayaan diri dari Dek Ahzam yang kala itu masih meraba-raba di pembuatan aplikasinya, khawatir nanti tidak bisa menjawab pertanyaan juri terkait pembuatan aplikasi.

Simulasi pun dimulai, saya sudah memberitahukan teknisnya kepada Mas Roni dan Mas Agung yakni semi formal. Saya sebagai moderator, Mas Agung dan Mas Roni sebagai jurinya, dan Dek Ahzam sebagai pesertanya.

Kita di sini ya bener-bener menjalankan perannya masing-masing. Mengajukan pertanyaan ke Dek Ahzam dan ditutup dengan saran dan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berpotensi keluar nantinya. Sampai-sampai Mas Agung pun juga penuh perjuangan dalam menjelaskan cara pembuatan aplikasinya terkhusus di AR (Augmented Reality)-nya via google meet selepas simulasi.

Hari itu juga [17 Desember 2021], malam, pengumpulan PPT [serta ada video demo aplikasi di dalamnya]. Nah, kepanikan selanjutnya datang lagi. Waktu itu ketika hendak upload PPT bermasalah di bagian ukuran kapasitas PPT nya. Padahal dulu ketika technical meeting tidak ada batas ukuran kapasitas PPT-nya. Waktu itu Mas Agung juga sedang ada agenda, bimbingan, yang kita [saya dan Dek Ahzam] kira Mas Agung ketiduran dong karena Mas Agung tidak membalas pesan kita, bahkan kita ada rencana untuk menelfon barengan nanti. Haha..

Alhamdulillahnya Mas Agung bisa membalas pesan kami. Dan alhamdulillahnya waktu itu di-compress video AR-nya dan alhamdulillah pas 10 MB dan bisa ter-upload . Sungguh, terima kasih banyak Mas Agung. Di sela-sela ke-hectic-an itu, saya juga mengabarkan ke Mas Roni mengenai permasalahan kita dan semua progress kita. Sebab, Mas Roni ini bilang ingin mengkawal Dek Ahzam sampai juara.

7.    Hari-H Presentasi

Pada tanggal 19 November 2021, tibalah saat Dek Ahzam untuk melakukan presentasi, mulai dari malamnya gak tenang tidur, lalu prepare pertanyaan-pertanyaan. Kita koordinasi vi chat WA sampai malam-malam. Belum lagi di sekolahan dengan ke-hectic-an yang luar biasa. Mulai tempat yang awalnya kondusif, lalu di tengah tidak kondusif, video demo aplikasi tidka bisa di-play di komputer panitia, dll. Alhamdulillahnya masih bisa dikondisikan semua itu dan alhamdulillah lancar kata Dek Ahzam. Setelahnya kita juga melakukan evaluasi terkait presentasi tadi, membahas pertanyaan-pertanyaan juri yang diajukan, respons para dewan juri, dll. Kita yakin juara kala itu. Bismillah.

8.    Pengumuman Juara

Pada tanggal 28 Desember 2021 ketika saya posisi di Malang karena ada agenda [undangan] di tanggal 27 Desember 2021-nya. Saya teringat ketika Dek Fadiah mengingatkan di grub kalau hari ini pengumuman. Kita [Mas Agung, Dek Ahzam, dan Dek Fadiah] saling berdoa di situ dan Mas Roni juga mendoakan yang terbaik bagi Dek Ahzam. Nah, siangnya saya di-chat oleh Dek Ahzam, awalnya bilang “maaf belum rezeki” intinya. Saya balas tidak apa-apa dan menyemangatinya. Eh, lah malah nge-prank lagi dong. Alhamdulillah ala kulli haal Dek Ahzam mendapatkan Juara 2 di kompetisi NASCOM tersebut. Rasanya bersyukur dan senang sekali, persiapan panjang terbayarkan sudah. Alhamdulillah.

Penutup

Mulai awal sampai akhir, itu masih sedikit perjuangan yang kita alami, belum hal-hal lainnya lagi. Tapi, setidaknya bisa saya bagikan hal sedikit itu kepada kalian semuanya. Semoga ada manfaatnya ya. Ini pesan dari saya teruntuk saya sendiri dan kalian.

“Tidak ada yang berjalan lebih cepat atau lebih lambat. Kita sedang berjuang di zona waktu masing-masing menjemput takdir yang tepat. Jangan lupa bahwa hidup hari ini harus disyukuri karena di sanalah letak bahagia sejati. Jauh di dasar hati sedalam apa kita mampu bersyukur atas nikmat yang telah Tuhan beri.”

 

                                                                                 Nganjuk, 02 Januari 2022

Salam,

 

Elfin Lailatun Nur’aini